Kelangkaan air adalah minimnya jumlah air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan di suatu wilayah. Kelangkaan air telah mempengaruhi setiap benua kecuali Antartika, dan sekitar 2.8 miliar manusia hidup di daerah yang mengalami kelangkaan air setidaknya sebulan dalam setahun. Lebih dari 1.2 miliar manusia memiliki akses terhadap air minum yang tidak mencukupi.
Kelangkaan air secara fisik dan ekonomi
Kelangkaan air secara fisik adalah kondisi di mana sumber daya air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan suatu wilayah atau negara, termasuk air untuk memenuhi kebutuhan pelestarian ekologi. Kondisi ini juga terjadi di wilayah di mana air terdapat dalam jumlah yang banyak namun dipompa secara berlebihan untuk kebutuhan lain seperti irigasi. Gejala yang memperlihatkan kelangkaan air fisik mencakup degradasi lingkungan dan turunnya tinggi muka air tanah.
Kelangkaan air secara ekonomi disebabkan oleh kurangnya investasi di infrastruktur dan teknologi untuk menyediakan air bagi kebutuhan manusia. Adanya manusia yang masih mencari air dari tempat yang jauh merupakan salah satu tanda adanya kelangkaan air secara ekonomi.
Kelangkaan air memiliki berbagai dampak negatif bagi lingkungan. Penggunaan air yang berlebih terkait erat dengan kasus kelangkaan air. Kelangkaan air menyebabkan peningkatan kadar garam tanah, pencemaran nutrisi, hilangnya rawa, dan penyusutan tepi sungai. Seama lebih dari seratus tahun yang lalu, lebih dari setengah lahan basah di bumi telah hilang. Lahan basah seperti rawa dan tepi sungai merupakan habitat yang penting bagi mamalia, burung, ikan, amfibi, dan invertebrata, juga bagi manusia karena berbagai jenis lahan pertanian (seperti sawah) dibangun di atas lahan basah. Lahan basah juga berfungsi sebagai penyaring air dan perlindungan dari banjir. Laut Aral merupakan contoh kasus di mana kelangkaan air akibat irigasi berlebihan menyebabkan suplai air ke lokasi ini terhenti, menyebabkan hilangnya 58 ribu kilometer persegi perairan, dan salinisasi tanah terjadi sepanjang tiga dekade terakhir.
http://kompasmuda.com/2016/03/22/5-cara-mudah-menghemat-air-di-rumah/ |
Berkurangnya sumber daya air
Selain air permukaan seperti sungai dan danau, sumber air tawar lain seperti air tanah dan gletser telah menjadi sumber air masyarakat yang dapat diperhitungkan. Air tanah adalah air yang terkumpul di bawah permukaan tanah dan dapat digunakan melalui sumur atau mata air. Air tanah terkumpul di lapisan yang disebut dengan akuifer. Gletser menyediakan air tawar setelah meleleh. Gletser menyuplai air bagi danau dan sungai di berbagai tempat di dunia. Karena pertumbuhan populasi manusia yang eksponensial menyebabkan jumlah air yang digunakan dari kedua sumber ini juga meningkat.
Air
tanah
Air
tanah sebelum abad ke 20 merupakan sumber air yang jarang digunakan. Pada tahun
1960an, penggunaan air tanah terus meningkat. Perubahan pengetahuan, teknologi,
dan pembiayaan memfokuskan pengembangan pada usaha ekstraksi air tanah.
Pertanian juga mulai menggunakan air tanah sebagai sumber air irigasi dan mampu memperluas
usaha produksi pangan hingga ke daerah yang kering. Air tanah kini menyediakan
air minum bagi setengah populasi dunia. Sejumlah besar air yang tersimpan di
bawah tanah di sebagian besar akuifer memiliki kapasitas
penyangga (buffer) sehingga dapat diambil dengan batasan jumlah tertentu di
musim kering tanpa menyebabkan masalah.
Hingga tahun 2010 rata-rata air tanah yang diambil sebanyak 1000 km kubik per tahun dengan 67% digunakan di irigasi dan 11% untuk kebutuhan industri. Negara dengan tingkat ekstraksi air tanah terbesar adalah India, China, Amerika Serikat, Pakistan, Iran, Bangladesh, Meksiko, Arab Saudi, Indonesia, dan Italia dengan total 72% dari seluruh air tanah yang diserap. Air tanah menjadi sumber air yang penting untuk kehidupan manusia dan ketahanan pangan bagi 1.2 hingga 1.5 miliar jiwa manusia di Afrika dan Asia.
Hingga tahun 2010 rata-rata air tanah yang diambil sebanyak 1000 km kubik per tahun dengan 67% digunakan di irigasi dan 11% untuk kebutuhan industri. Negara dengan tingkat ekstraksi air tanah terbesar adalah India, China, Amerika Serikat, Pakistan, Iran, Bangladesh, Meksiko, Arab Saudi, Indonesia, dan Italia dengan total 72% dari seluruh air tanah yang diserap. Air tanah menjadi sumber air yang penting untuk kehidupan manusia dan ketahanan pangan bagi 1.2 hingga 1.5 miliar jiwa manusia di Afrika dan Asia.
Gletser
Gletser
diketahui merupakan sumber air yang cukup penting bagi berbagai sungai di
dunia. Peningkatan temperatur global telah memperlihatkan dampaknya di seluruh
dinia dengan berkurangnya cadangan air di dalam gletser ini dan laju pelelehan
yang lebih tinggi dibandingkan laju pengembaliannya. Meski pelelehan gletser
yang terjadi saat ini telah meningkatkan jumlah suplai air permukaan, namun
hilangnya gletser membahayakan ketersediaan air secara jangka panjang pada masa
depan. Pelelehan gletser secara berlebihan juga dapat menyebabkan banjir hingga
meruntuhkan bendungan.
Post by IG: @waterpluspure
Tidak ada komentar:
Posting Komentar