Rabu, 22 Juni 2016

Segala macam masalah air tanah dan solusi air bersih waterplus

Ciri-ciri air tercemar dan parameternya
Air tercemar bisa dilihat dari beberapa tanda berikut:
• Perubahan suhu.
• Perubahan keasaman.
• Adanya rasa dan bau pada air. 
• Adanya mikroorganisme.
• Meningkatnya radio aktifivitas pada lingkungan. 
Parameter kualitas air bersih yang ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 terdiri atas parameter fisik, parameter kimiawi, parameter mikrobiologis.
  1. Parameter Fisik
    Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Sementara suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas. Selain itu, air minum tidak menimbulkan endapan. Jika air yang kita konsumsi menyimpang dari hal ini, maka sangat mungkin air telah tercemar.
  2. Parameter Kimia
    Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi serta logam berat (misalnya Hg, Ni, Pb, Zn,dan Ag) ataupun zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan detergen. Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak
  3. Parameter Mikrobiologis
    Parameter mikrobiologis adalah air terbebas dari bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli, Clostridium perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin (racun) sehingga dapat menyebabkan penyakit muntaber, kolera, typhus, dll.
    Air bersih yang layak untuk dikonsumsi seharusnya tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Adanya pencemaran menyebabkan perubahan pada sifat tersebut. Tanda-tanda bahwa air tanah sudah tercemar dapat dikenali melalui pengamatan fisik. Beberapa di antaranya seprti dikutip dari Indiastudychannel, Selasa (25/5/2010) adalah:
  • Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium dan materi organik. Jika air berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya cemaran besi. Sementara pengotor berupa lumpur akan memberi warna merah kecoklatan.
  • Kekeruhan juga merupakan tanda bahwa air tanah telah tercemar oleh koloid (bio zat yang lekat seperti getah atau lem). Lumpur, tanah liat dan berbagai mikroorganisme seperti plankton maupun partikel lainnya bisa menyebabkan air berubah menjadi keruh.
  • Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu. Jika terasa pahit, pemicunya bisa berupa besi, alumunium, mangaan, sulfat maupun kapur dalam jumlah besar.
  • Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran alkali. Sumbernya bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan pencuci yang lain misalnya detergen.
  • Sedangkan rasa payau menunjukkan kandungan garam yang tinggi, sering terjadi di daerah sekitar muara sungai.
  • Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya pencemaran. Apapun baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah tidak layak untuk dikonsumsi.
Air Mengandung Lumpur

Air Mengandung Besi

Air Mengandung Zat Kapur

Media Filter Air
Filter air berguna sebagai penyaring bakteri dan zat berbahaya yang dibawa oleh air tanah maupun air pam. Filter air tersebut mampu menyaring dengan penyaringan hingga 5micron yang berarti dapat menyaring bakteri dan zat berbahaya, serta mampu menyaring dengan kapasitas kecepatan hingga 1500 liter per jam.

Beberapa macam model Filter air yang biasa digunakan sebagai penyaring air:

Sabtu, 18 Juni 2016

Selain dapat di Cicil, berikut 8 Alasan membeli Filter Air Waterplus





Kami memberikan solusi air bersih dirumah anda sendiri, air kran dapat diminum aman bebas bakteri secara permanen!! 

#filter #filterair #filterairbersih #airkeruh #water #waterpluspure #jernih #bersih #sehat #alami #jakarta #indonesia #bukalapak #tokopedia #jual #jualan #innovative #brand #air #murni #permenkes

Senin, 13 Juni 2016

Langkah Sederhana Menyelamatkan Air Dunia


Kurang dari 1% jumlah air di Bumi yang dapat dikonsumsi makhluk hidup. Forum Ekonomi Dunia menempatkan isu krisis air pada posisi nomor satu sebagai tantangan global yang dihadapi dalam satu dekade mendatang. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk menghemat air? Bisa dimulai dari hal sederhana seperti di bawah ini

Gunakan Pancuran mandi dan keran yang hemat air

Mandi dengan gayung bisa menghabiskan sekitar 15 liter air sedangkan mandi dengan pancuran bisa menghemat lebih dari 60% air 
 
 Matikan keran ketika mencuci tangan dan gosok gigi

Batasi konsumsi air dengan gelas atau gayung, hal ini dapat menghemat 11 liter air per hari*

 Bijaksana dalam mencuci pakaian

Cucilah pakaian saat tumpukan baju cukup banyak dan sesuai kapasitas mesin. Menggunakan mesin cuci yang hemat air, dapat menghemat 11.400 – 34.000 liter air

 Siram tanaman di pagi hari

Menyiram tanaman pada siang hari membuat air menguap sebelum diserap. Disarankan pula untuk menanam di musim hujan karena pada awal perkembangannya, tumbuhan membutuhkan lebih banyak air.


 Kurangi siraman pada kloset

Minimalkan penggunaan siraman pada toilet duduk. Tidak perlu berlebihhan dalam menggunakannya. Jika bau dan kotoran sudah hilang, tidak perlu menyiram toilet lagi.

Kunjungi Solusi Air Bersih anda disini http://waterpluspure.com/

source http://kompasmuda.com/2016/03/22/5-cara-mudah-menghemat-air-di-rumah/

Minggu, 12 Juni 2016

Berkurangnya Sumber Daya Air, Solusi Air Bersih



Kelangkaan air adalah minimnya jumlah air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan di suatu wilayah. Kelangkaan air telah mempengaruhi setiap benua kecuali Antartika, dan sekitar 2.8 miliar manusia hidup di daerah yang mengalami kelangkaan air setidaknya sebulan dalam setahun. Lebih dari 1.2 miliar manusia memiliki akses terhadap air minum yang tidak mencukupi.


Kelangkaan air secara fisik dan ekonomi
Kelangkaan air secara fisik adalah kondisi di mana sumber daya air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan suatu wilayah atau negara, termasuk air untuk memenuhi kebutuhan pelestarian ekologi. Kondisi ini juga terjadi di wilayah di mana air terdapat dalam jumlah yang banyak namun dipompa secara berlebihan untuk kebutuhan lain seperti irigasi. Gejala yang memperlihatkan kelangkaan air fisik mencakup degradasi lingkungan dan turunnya tinggi muka air tanah.
Kelangkaan air secara ekonomi disebabkan oleh kurangnya investasi di infrastruktur dan teknologi untuk menyediakan air bagi kebutuhan manusia. Adanya manusia yang masih mencari air dari tempat yang jauh merupakan salah satu tanda adanya kelangkaan air secara ekonomi.
Efek kelangkaan air bagi lingkungan

Kelangkaan air memiliki berbagai dampak negatif bagi lingkungan. Penggunaan air yang berlebih terkait erat dengan kasus kelangkaan air. Kelangkaan air menyebabkan peningkatan kadar garam tanah, pencemaran nutrisi, hilangnya rawa, dan penyusutan tepi sungai. Seama lebih dari seratus tahun yang lalu, lebih dari setengah lahan basah di bumi telah hilang. Lahan basah seperti rawa dan tepi sungai merupakan habitat yang penting bagi mamalia, burung, ikan, amfibi, dan invertebrata, juga bagi manusia karena berbagai jenis lahan pertanian (seperti sawah) dibangun di atas lahan basah. Lahan basah juga berfungsi sebagai penyaring air dan perlindungan dari banjir. Laut Aral merupakan contoh kasus di mana kelangkaan air akibat irigasi berlebihan menyebabkan suplai air ke lokasi ini terhenti, menyebabkan hilangnya 58 ribu kilometer persegi perairan, dan salinisasi tanah terjadi sepanjang tiga dekade terakhir.
http://kompasmuda.com/2016/03/22/5-cara-mudah-menghemat-air-di-rumah/
 
Berkurangnya sumber daya air

Selain air permukaan seperti sungai dan danau, sumber air tawar lain seperti air tanah dan gletser telah menjadi sumber air masyarakat yang dapat diperhitungkan. Air tanah adalah air yang terkumpul di bawah permukaan tanah dan dapat digunakan melalui sumur atau mata air. Air tanah terkumpul di lapisan yang disebut dengan akuifer. Gletser menyediakan air tawar setelah meleleh. Gletser menyuplai air bagi danau dan sungai di berbagai tempat di dunia. Karena pertumbuhan populasi manusia yang eksponensial menyebabkan jumlah air yang digunakan dari kedua sumber ini juga meningkat.
 Air tanah

Air tanah sebelum abad ke 20 merupakan sumber air yang jarang digunakan. Pada tahun 1960an, penggunaan air tanah terus meningkat. Perubahan pengetahuan, teknologi, dan pembiayaan memfokuskan pengembangan pada usaha ekstraksi air tanah. Pertanian juga mulai menggunakan air tanah sebagai sumber air irigasi dan mampu memperluas usaha produksi pangan hingga ke daerah yang kering. Air tanah kini menyediakan air minum bagi setengah populasi dunia. Sejumlah besar air yang tersimpan di bawah tanah di sebagian besar akuifer memiliki kapasitas penyangga (buffer) sehingga dapat diambil dengan batasan jumlah tertentu di musim kering tanpa menyebabkan masalah.

Hingga tahun 2010 rata-rata air tanah yang diambil sebanyak 1000 km kubik per tahun dengan 67% digunakan di irigasi dan 11% untuk kebutuhan industri. Negara dengan tingkat ekstraksi air tanah terbesar adalah India, China, Amerika Serikat, Pakistan, Iran, Bangladesh, Meksiko, Arab Saudi, Indonesia, dan Italia dengan total 72% dari seluruh air tanah yang diserap. Air tanah menjadi sumber air yang penting untuk kehidupan manusia dan ketahanan pangan bagi 1.2 hingga 1.5 miliar jiwa manusia di Afrika dan Asia.

Gletser
 

Gletser diketahui merupakan sumber air yang cukup penting bagi berbagai sungai di dunia. Peningkatan temperatur global telah memperlihatkan dampaknya di seluruh dinia dengan berkurangnya cadangan air di dalam gletser ini dan laju pelelehan yang lebih tinggi dibandingkan laju pengembaliannya. Meski pelelehan gletser yang terjadi saat ini telah meningkatkan jumlah suplai air permukaan, namun hilangnya gletser membahayakan ketersediaan air secara jangka panjang pada masa depan. Pelelehan gletser secara berlebihan juga dapat menyebabkan banjir hingga meruntuhkan bendungan.


Post by IG: @waterpluspure